#AkberSMG54 "TEATER FOR DAILY LIFE"

Monday, October 28, 2013


Rintu Kaloka (@rakaloka) dan Hapsari (@nikihapsari)
APA ITU TEATER?
Pertanyaan sederhana yang dilontarkan Mbak Sari ini membuka kelas #AkberSMG54 pada Sabtu, 14 September 2014 lalu. Ada yang menjawab teater adalah pertunjukan, sandiwara, maupun seni peran. Tetapi bagi Mbak Sari sendiri, teater adalah pembelajaran hidup. Kita bisa mengaplikasikan banyak ilmu yang dipelajari dalam teater ke dalam kehidupan sehari-hari.



http://akbersmg.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif
BAGAIMANA BISA TEATER MENJADI SARANA UNTUK BELAJAR TENTANG KEHIDUPAN?
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari bermain teater. Manfaat-manfaat inilah yang juga berguna dalam keseharian kita agar dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik. Lalu, manfaat apa saja yang akan kita dapatkan dengan belajar teater?

-  Tanggung jawab
Ketika kita menekuni teater, kita dituntut untuk bertanggung jawab terhadap semua komponen dalam teater. Kita harus bisa konsisten dan mempertanggungjawabkan peran yang diberikan kepada kita, baik itu tanggung jawab terhadap sutradara, penonton, maupun diri sendiri. Dalam kehidupan nyata pun, prinsip ini sama halnya ketika kita dituntut untuk bertanggung jawab atas peran kita sebagai manusia terhadap Tuhan sebagai sutradara hidup, orang-orang di sekitar kita, dan juga diri kita sendiri.

-  Belajar konsentrasi/pemusatan pikiran
Untuk memerankan suatu tokoh, pemain harus bisa berkonsentrasi terhadap perannya. Terkadang kita mudah sekali hilang konsentrasi saat sedang mengerjakan sesuatu. Hal ini dapat terjadi karena kita terlalu banyak memenuhi pikiran dengan hal-hal lain yang tidak seharusnya dipikirkan.

-  Memanage perasaan, emosi, dan pikiran
Seorang pemain teater harus bisa mengatur perasaan, emosi, dan pikirannya dan tetap menjalankan tugas dari sutradara. Untuk dapat menguasai perasaan, emosi, dan pikiran, kita bisa berlatih olah rasa. Olah rasa ini adalah latihan mengendalikan perasaan. Praktiknya, kita diminta untuk mengekspresikan segala macam rasa yang bisa dirasakan manusia secara bergantian dalam waktu singkat. Misalnya tiba-tiba merasa senang beberapa detik kemudian dipandu untuk mengungkapkan kesedihan, kemarahan, kekecewaan, dan lain-lain. Latihan olah rasa ini tidak bisa dilakukan sendirian karena butuh pemandu yang akan menjadi pengontrol agar emosi yang dilampiaskan tidak melebihi batas.
Saat sedang bermain peran, 90% diri kita adalah Si Tokoh yang sedang kita mainkan perannya tapi 10% sisanya harus tetap sadar bahwa saat ini kita sedang bermain peran. Hal ini perlu diperhatikan agar kita tidak terlalu larut dalam peran dan melupakan diri kita yang sebenarnya. Dalam kehidupan nyata, bila berhasil menguasai pikiran dan emosi kita akan bisa menempatkan diri dengan baik dan tahu seberapa porsi emosi yang bisa kita keluarkan. Setelah berhasil mengendalikan diri sendiri tentu akan lebih mudah bila kita menjadi pemimpin dan mengendalikan orang lain.

-  Bermain peran
Untuk memerankan seorang tokoh, kita harus tahu sedalam mungkin karakter Si Tokoh, termasuk latar belakang, kelebihan, dan kekurangannya. Dengan mempelajari orang lain, kita jadi tahu siapa diri kita. Bukan tidak mungkin setelah memerankan tokoh A, kita jadi sadar bahwa ternyata kta tidak sebijak A, tidak seramah A, dan lain-lain. Jika kita mengenali diri sendiri, kita bisa menghindari hal-hal yang tidak kita sukai dan lebih mendekatkan diri kepada hal-hal yang kita sukai.

-  Belajar kerjasama
Berlatih teater berarti juga berlatih disiplin dan kerjasama. Latihan selalu diawali dengan duduk melingkar berlatih konsentrasi. Jika ada satu saja anggota yang terlambat, akan mengganggu semua anggota lain. Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari, sebagai makhluk sosial kita harus bisa bekerjasama membentuk tim dengan orang-orang di sekitar.

-  Melatih kepekaan
Belajar peka berarti belajar jeli membaca tanda-tanda yang ada di sekitar kita. Artinya kita memberi perhatian kepada hal-hal yang terjadi di sekitar.

Bagi Mas Rintu Kaloka sendiri, belajar teater sama seperti belajar mengenal diri sendiri. Tentu berbeda ketika kita melakukan sesuatu hanya sekadarnya saja dengan melakukan sesuatu sambil merasakan dan memberi feel pada apa yang kita lakukan itu. Dengan merasakan apa yang dilakukan, kita akan lebih mensyukuri karunia Tuhan.
Mas Rintu juga menjelaskan bahwa modal utama aktor adalah tubuhnya. Jika aktor tidak mengenal tubuhnya, sama saja dia tidak menguasai modal utamanya. Pemahaman terhadap tubuh adalah hal utama dalam teater. Seorang aktor harus bisa mengenal diri sendiri. Dengan begitu dia juga akan mampu mengenal orang lain dan lingkungannya.

Teater sendiri ada bermacam-macam. Ada teater realis yang merepresentasikan kehidupan nyata, dan ada teater surealis yang lebih menitik beratkan pada olah fisik. Dua hal yang menjadi inti dalam teater adalah tempo dan tekanan. Kita belajar teater agar dapat mengenal diri sendiri, dapat menempatkan diri, dan juga melatih keberanian tampil di depan umum.


Karena memerankan orang lain dalam teater, kita jadi bisa merasakan kondisi orang lain sehingga mampu menumbuhkan empati terhadap orang lain. Di akhir kelas, Mas Rintu berpesan bahwa untuk memerankan suatu tokoh, tidak cukup hanya dengan membaca naskah. Kita butuh observasi peran secara mendalam, termasuk cara bicara, tingkah laku, sifat, watak, kebiasaan, dan lain-lain. (LL)

You Might Also Like

0 komentar

About Us



Sugeng Rawuh

di laman Akademi Berbagi Semarang.


Kami adalah sebuah Gerakan Berbagi yang membuat kelas tatap muka untuk mempertemukan murid dengan guru secara rutin dan Gratis. Berbagi Bikin Happy!

Like us on Facebook

Follow Us On Twitter