#AkberSMG48 Financial Plan

Monday, October 28, 2013

Siswa A           : Lha berarti ga harus kaya dulu ya pak?
Guru                : Ga harus kok. Ibarat gini deh, kalo kamu belum bisa beli rumahnya, kenapa ga kamu beli sahamnya                               dulu aja? Toh harga saham kan lebih murah daripada kamu beli rumahnya langsung.
Sepenggal percakapan di atas terdengar absurb ketika kita berpikir, “Darimana saya bisa beli saham? Sedang saya saja bukan pengusaha”. Well, guys, jika kita belum tau ilmunya, kata kata di atas memang tidak masuk akal, tapi, untuk tulah #AkberSMG48 yang bertemakan Financial Planning ini diadakan, Kamis 16 Mei 2013 lalu.




http://akbersmg.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif
Guru kita kali ini adalah Pak Yulius Kurniawan, beliau adalah seorang Branch Manager PT. CIMB Securities, CFP (Certified Financial Planner) serta aktif di siaran radio "focus on the market" Smart FM Semarang. Bersama beliau, akberians belajar bagaimana mengaktifkan uang kita, dalam arti kita menyimpan uang yang aman sekaligus berkembang. Kita belajar bagaimana menginvestasikan uang, dari cara yang memiliki resiko rendah, seperti pasar uang serta obligasi, hingga ke investasi dengan resiko cukup tinggi, namun memiliki profit yang tinggi, seperti reksadana dan saham.

Pada awalnya, banyak orang berpikir dengan kita menabung uang dalam jumlah besar di bank, kita akan diuntungkan dengan suku bunga yang kita dapatkan, opini itu yang merebak di kalangan masyarakat. Sekali lagi, suku bunga dan keamanan membuat bank bisa dijadikan sebuah investasi. Ternyata, setelah kita perhatikan lebih jauh, bank memang aman dari pencuri, tapi tidak aman dari inflasi. Apa itu inflasi? Inflasi dapat diartikan sebagai menurunnya nilai mata uang karena berbagai faktor. Mengapa bank tidak aman dari inflasi? Karena, disadari atau tidak uang kita yang tersimpan di bang akan stagnan atau bahkan berkurang.

Lantas bagaimana cara berinvestasi?
Saya dengar berinvestasi itu susah, benarkah demikian?
Apakah kita harus memiliki modal besar untuk berinvestasi?
Apakah saya dapat menarik dana investasi jika sewaktu waktu saya membutuhkannya?
Sebelum kita mulai dengan Financial Planning, kita harus tau apa tujuan dari Financial Planning tersebut. Tujuan orang melakukan Financial Planning bukan hanya untuk memiliki banyak uang ketika pensiun kelak, tapi lebih dari itu, yaitu untuk mencapai tujuan keuangan kita kelak. Tujuan itu bermacam macam, mempersiapkan dana untuk sekolah anak kelak merupakan salah satunya. Dengan inflasi yang terus terjadi, tak bisa dipungkiri kita harus menyiapkan dana sedini mungkin. Bukan menunggu ketika kita sudah kaya baru memulai investasi, tapi justru memulainya dari sekarang.

Tanpa perencanaan yang matang dan hanya menyimpan uang di bank saja, kita bisa terkena serangan “Bocor Alus”. Istilah bocor alus digunakan oleh Pak Yulius untuk menggambarkan kondisi keuangan kita yang pasif, bahkan terus berkurang karena salah perencanaan di awal. Bocor alus sendiri dapat diartikan sebagai keluarnya uang dalam jumlah yang relatif kecil tanpa kita sadari dan akhirnya berimbas setelah jangka waktu lama yang berakibat dana kita berada di ambang batas terendah. Hal ini terjadi karena perencanaan yang buruk. Selain karena perencanaan yang buruk, gaya hidup juga bisa mengakibatkan “kebocoran” pada rekening kita.

Sebelum berinvestasi, kita harus paham tentang apa saja contoh yang bisa kita jadikan lahan investasi.
1.     Saham : tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
2.     Reksadana : pengelolaan dana bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar
3.     Obligasi : sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang menyatakan bahwa investor telah meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan
4.     Pasar Uang : suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara

Untuk bisa berinvestasi, ada hal yang harus kita perhatikan. Investasi dilakukan dengan uang “nganggur” yang kita miliki, karena akan sangat beresiko jika kita menggunakan uang yang sebenarnya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini sangat tidak dianjurkan karena jika sewaktu waktu kita butuh uang, dana yang dialokasikan dalam bentuk saham tidak bisa secara instan diuangkan. Mengenai hal ini Pak Yulius telah membuat Planning Table pengalokasian dana.

Need
50,00%
50,00%
Debt
30,00%
-
Want
10,00%
10,00%
Saving
10,00%
10,00%
Investment
-
30,00%

Fokus Selesaikan Hutang
Mulai Berinvestasi

Di akhir kelas yang diadakan di Gedung PIMP Semarang ini, Pak Yulius berpesan bahwa “Investasi tanpa dana nganggur adalah langkah awal dari kebangkrutan”.



You Might Also Like

0 komentar

About Us



Sugeng Rawuh

di laman Akademi Berbagi Semarang.


Kami adalah sebuah Gerakan Berbagi yang membuat kelas tatap muka untuk mempertemukan murid dengan guru secara rutin dan Gratis. Berbagi Bikin Happy!

Like us on Facebook

Follow Us On Twitter