Tahukah kamu? Apa yang membedakan antara orang dengar dengan orang tuli? Sesungguhnya antara orang dengar dengan orang tuli sama – sama memiliki hak yang patut dihargai oleh oranglain, namun yang membedakannya hanya di cara berkomunikasinya. Orang dengar berkomunikasi langsung secara verbal, namun orang tuli berkomunikasi dengan cara menggunakan bahasa Isyarat.
Penggunaan bahasa isyarat di Indonesiapun hanya sebatas cara berkomunikasi untuk antar sesama orang tuli, namun sudah seharusnya kita sebagai orang dengar sadar akan pentingnya mempelajari bahasa Isyarat guna berkomunikasi dengan orang tuli. Sadarnya akan kepentingan tersebut, munculah Juru Bahasa Isyarat. Juru Bahasa Isyarat di Indonesiapun masih sangat sedikit.
Pada kelas AkberSmg142 hadirlah kelas Bahasa Isyarat yang menghadirkan sosok – sosok inspiratif hasil kolaborasi oleh BISINDO Semarang. BISINDO Semarang yang hadir, diisi oleh teman – teman tuli seperti Kak Feri, Kak Adit, Mbak Pipit dll. Sedangkan juru bahasa Isyarat sendiri diisi oleh Kak Adit (tuna rungu), serta Koh Aming. Materi yang disampaikan sangat seru, dan pastinya sangat menginspirasi sekali untuk kita lebih peka dengan orang disekitar kita, dan lebih penasaran untuk mempelajari bahasa Isyarat.
Mungkin banyak yang bertanya sebenarnya bahasa Isyarat yang digunakan disetiap daerah itu sama atau tidak ya? Well, Bahasa Isyarat yang digunakan disetiap daerah itu berbeda karena latar belakang budaya yang berbeda pula. Lalu, apakah mungkin dengan perbedaan bahasa Isyarat diberbagai daerah, memungkinkan orang tuli mengerti bahasa Iyarat Nasional yang di TV? Bisa. Karena walaupun sudah bersifat Nasional, jika bahasa Isyarat itu menggunakan penyampaian bahasa Indonesia orang tuli dari daerah manapun tetap paham. Pada kenyataannya, orang tuli tidak hanya membaca dari gerakan gestur tangan namun diikuti oleh gerak bibir serta gerakan tubuh.
Sumber : dokumen asli akbersmg
Kira – kira orang tuli lebih nyaman di panggil tuli atau tuna rungu? Tuli dan tuna rungu itu beda. Mereka lebih nyaman di panggil dengan sebutan tuli. Karena tuli, merupakan gangguan pendengaran sejak lahir, sedangkan tuna rungu merupakan gangguan yang dialami dari berbagai faktor tapi bukan dari lahir. Nah ngomong – ngomong jumlah juru bahasa Isyarat di Indonesia sendiri masih sedikit menurut Koh Aming. Padahal sebenarnya, banyak lho yang membutuhkan. Tertarik bisa mempelajari lebih bahasa Isyarat? Kalian bisa gabung dengan pelatihan yang diadakan oleh BISINDO Semarang setiap hari Minggu bertempat di RRI Semarang. Sekian review kelas AkberSmg142☺