#AkberSMG129 "Managing Art Event"
Halo
Akberians! Kita pasti pernah terlibat dalam sebuah event, entah sebagai
panitia ataupun sebagai pengunjung. Mungkin, sudah berbagai macam event
yang telah kita datangi, mulai dari konser musik, festival, atau
berbagai event lainnya. Tentu, setiap event memiliki
manajemen yang berbeda. Tentang bagaimana mengatur dan mengarahkan
setiap event, konser mungkin berbeda dengan festival, dan banyak hal
lainnya. Nah, Akber Semarang mengerucutkan bermacam jenis event tadi
menjadi 2 tipe : Event Pemerintah dan Event Independen.
Flashback
ke bulan desember lalu, menuju kelas #AkberSMG123 dengan tema “Rahasia
sukses sebuah event” dimana pembicaranya adalah dari Kasie Pagelaran
Kesenian Dispudpar Kota Semarang yaitu mas Taufan Yuristian. Kelas
tersebut mendiskusikan tentang event – event yang digagas dan didanai
oleh pemerintah seperti Pandanaran Art Festival, Semarang Night
Carnival, dll.
Namun, Me-manage event pemerintah tentu
berbeda dengan memanage event yang cenderung independent, dan tentu
sama-sama memiliki suka duka tersendiri. Nah untuk saling melengkapi
kelas tentang event, Akber Semarang membuat kelas yang diisi dengan
seorang yang sudah lebih dari 10 tahun bergelut dengan dunia ini. Beliau
adalah mas Adin dari Hysteria.
Mas Adin pada tahun 2013
beliau menjalani residensi di Nassauischer Kunstverein Wiesbaden,
Jerman. Pada 2016, Mas Adin terpilih menjadi peserta workshop kurator di
New Zealand. Sekarang beliau menjabat sebagai Direktur di Hysteria.
Beliau akan berbagi ilmu mengenai bagaimana membuat event seni dengan
kemampuan 'kere' tetapi menghasilkan event yang sukses.
Kelas
#AkberSMG129 "Managing Art Event" dengan guru mas Adin, Direktur dari
Hysteria terlaksana Selasa, 28 februari lalu. Mas Adin membuka kelas
dengan video tentang hysteria (@grobakhysteria), tentang apa saja dan
bagaimana hysteria. Saat membuat event umumnya ada banyak keterbatasan.
Namun dengan keterbatasan yang ada kita tetap mengharapkan event yang
keren & berkesan. Berdasarkan pengalamannya, Mas Adin akan berbagi
dengan Akberians tentang mengelola event seni yang keren dan memorable.
Selama
13 tahun, @grobakhysteria concern dengan kegiatan yg menyentuh
masyarakat, bahasa yang mereka gunakan 'empowering local community to
solve problem'. Sejak 2011 @grobakhysteria mengukuhkan diri menjadi
laboratorium komunitas dan berbadan hukum.
Dalam menerapkan
art event management, @grobakhysteria menggunakan prinsip utamakan buat
program. Ada tidak adanya dana, program mengikuti itu. Cara yang
digunakan @grobakhysteria dalam proyek Tengok Bustaman 3 untuk bekerja
sama dengan masyarakat sekitar seniman dan stakeholder lainnya adalah
dengan melakukan pendekatan yang intens selama 6 bulan dengan cara
mengadakan diskusi, workshop, dll. (WP) Edited: FHM